Elegi di Oktober
Oleh: Azmi Labohaji
Aroma di ujung hayat, ah begitu menyayat
Ada amis darah, ada amis daging, ada sejuta amarah peluru menembus daging
Terbaring mata memandang entah surga-neraka
Elegi di Oktober
Jalan-jalan direnangi air mata, jalan-jalan dihiasi teriakan histeria
Menang! Menangis!
O, elegi di Oktober
Ini kali kitab sejarah dicatat dengan tinta darah
pada halaman dua nol satu satu
dengan nada-nada sendu
O, elegi di Oktober
Mawar yang dulu mekar mewangi gagah berani
kini terbaring sunyi.
Sungguh sunyi!
Oktober 2011
Oleh: Azmi Labohaji
Aroma di ujung hayat, ah begitu menyayat
Ada amis darah, ada amis daging, ada sejuta amarah peluru menembus daging
Terbaring mata memandang entah surga-neraka
Elegi di Oktober
Jalan-jalan direnangi air mata, jalan-jalan dihiasi teriakan histeria
Menang! Menangis!
O, elegi di Oktober
Ini kali kitab sejarah dicatat dengan tinta darah
pada halaman dua nol satu satu
dengan nada-nada sendu
O, elegi di Oktober
Mawar yang dulu mekar mewangi gagah berani
kini terbaring sunyi.
Sungguh sunyi!
Oktober 2011
No comments:
Post a Comment