Merayu, meng-olah, dan me-lawok di dalam kehidupan sehari-hari memang sangat dibutuhkan. Selain itu, tujuan dari merayu itu berbeda-beda. Ada yang melakukannya demi mendapatkan gadis impian yang kemudian dilakab menjadi Playboy, ada yang melaksanakan demi mengelabui orang lain yang kemudian disebut Agen Olah, bahkan ada juga yang melakukannya demi memperoleh suara saat pemilu berlangsung. Untuk yang terakhir ini biasa orang-orang kami menyebutnya PANCURI TUJUH, maksudnya: Leuh dipajoh, keu rakyat dipikee hana (artinya bila sudah menang sang calon tak lagi hirau masyarakat).
Kali ini saya tidak membahas tentang tukang rayu yang dua terakhir itu. Yang dibahas adalah tentang tukang rayu gadis-gadis atau kemudian kita sebut Playboy beserta lima rumah yang tak berani ia masuki.
Pertama, Rumah yang Sang Ayah Bermisai Besar dan Tebal
Misai adalah bulu hitam tebal yang menjadi kebanggaan lelaki dewasa. Misai melambangkan kegarangan, kewibaan, dan tentunya melambangkan kegagahan. Akan tetapi, bagi lelaki yang usianya masih di bawah 25 tahun, misai bagi mereka tak lebih hanya sebagai bulu hitam untuk bergaya di depan para gadis. Bagi lelaki dewasa, misai adalah bulu hitam yang menyimpan beribu kenikmatan. Contohnya saja saat selesai makan nasi. Bagi lelaki dewasa membersihkan misai dari bekas makanan dan mengurutnya mengikuti pola huruf A menyimpan kenikmatan tersendiri. Kenikmatan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Nah, bagi sang Playboy, rumah yang di dalamnya terdapat lelaki yang bermisai menjadi sebuah tempat yang sangat mengerikan. Coba bayangkan saja begini, ayah si gadis adalah lelaki yang bertubuh besar, kekar, hitam klo, bermisai pula. Bagaimana mungkin sang Playboy berani memasuki rumahnya apalagi untuk menggoda anak gadisnya. Bagi sang Playboy, jangankan dihardik, melihat ayah si gadis mengurut misainya itu sama halnya dengan sang ayah mengeluarkan parang dari sarungnya.
Kedua, Rumah yang Salah Satu Anggota Keluarganya Utoh
Utoh adalah seorang pandai besi yang besi yang biasanya membuat parang, rencong, pisau, tombak dan benda-benda tajam lainya. Seorang utoh dalam kesehariannya selalu berhubungan dengan barang-barang keras dan mematikan, contohnya saja, api, palu godam, bara api, besi dan benda-benda lainnya. Bisa dibayangkan bukan bagaimana bentuk seorang utoh apabila ia tengah bekerja? Badan hitam dengan keringat bercucuran, kekar, kumis besar dan tebal, bisep besar, sorot mata tajam, fokus, dan bersuara berat. Itulah karakter seorang utoh lebih kurang.
Bagi sang Playboy memasuki rumah ini sama halnya dengan masuk ke dalam rumah Aceh berhantu yang telah ditinggal sejak zaman Belanda. Meskipun di dalamnya ada sesosok gadis nan mahajelita, tetap bagi sang Playboy butuh nyali besar untuk masik ke dalam rumahnya. Mengapa demikian? Jawabannya adalah bila nekat masuk dan mengombali sang gadis jelita, salah pula cara merayu si gadis, maka parang tajam kebanggaan milik sang Utoh yang mampu membelah rambut menjadi tujuh helai telah menanti. Menakutkan sekali bukan???
Ketiga, Rumah yang Ayah si Gadis Adalah Tukang Jagal Ayam Potong
Baju selalu berlumuran darah. Tangan kekar. Sorot mata tajam. Tak banyak bicara. Aroma tubuh adalah aroma wangi kematian ayam-ayam potong. Suaranya berat. Di bawah lubang hidung terselip kumis besar berbulu lebat tebal. Mainannya adalah parang bermata tajam karena selalu terasah, batu asah dari India, dan yang terakhir adalah ayam-ayam yang menunggu giliran untuk dicabut nyawanya. Ya, itulah sepintas gambaran tentang pemilik rumah yang kepala keluarganya berprofesi sebagai tukang jagal.
Mengingat karakter sang ayah saja sudah barang tentu bagi sang Playboy menapakkan kaki ke dalam rumah buat merayu sang gadis takkan mungkin dilakukan. Sudah tentu yang terbayang adalah lelaki besar dengan parang besar yang tajam! Bila nekat melakukannya, memutuskan jemari kaki dengan parang tajam itu bagi si pemilik rumah bukanlah pekerjaan yang berat.
Keempat, Rumah yang Kepala Keluarganya Adalah Seorang Dukun
Dukun atau istilah lainnya ureng caroeng, orang pintar, atau Smart Man, adalah sesosok manusia yang menguasai ragam ilmu. Ilmu yang dimilikinya tersebut pun mampu mengobati banyak orang dan tentunya juga mampu mencelakai bahkan memusnahkan orang baik jarak dekat maupun jarak jauh. Dan dibanyak tempat, menurut sebuah sumber yang kredibilitas, anak gadis dukun cantiknya di atas rata-rata semuanya!
Nah, bagi sang Playboy melangkahkan kaki menuju ke rumah ini bukanlah pekerjaan yang baik. Sinyal ghaib yang dimiliki sang dukun lebih hebat dibandingkan 4G yang kita pakai sekarang. Lima langkah engkau hampir sampai ke depan pintu gerbang rumah sang dukun, niat serta maksud tujuanmu itu sudah diketahui olehnya. Jadi, hayalan tentang merayu anak gadisnya lagee nyoe ku tak, lagee jeh ku cang, jauhkan dari pikiranmu. Sebelum sempat engkau layangkan Hikayat Tak-Cang mu itu, lidahmu sudah terlebih dahulu dibengkokkan ke langit-langit mulutmu! Jadi, masih berpikir untuk mencobanya? Mikir woi!!!
Kelima, Rumahnya Para Penikmat Cerita: Adam Sang Penunggu, Geuleupak, Ek-Bham, dan Cerita Bungai Bangkai (Raflesia)
Bila di dalam rumah yang hendak di-cuca oleh sang Playboy terdapat seorang tokoh penikmat cerita seperti yang telah disebutkan pada judul di atas, ada baiknya sang Playboy balik kanan kembali ke rumah. Memang harus diakui di dalam rumah ini ada seorang gadis yang SANGAT SANGAT SANGAT cantik jelita. Namun, benteng si gadis cantik itu adalah tokoh penikmat cerita seperti yang telah disebutkan pada judul di atas. Untuk itu, jangan lancarkan seranganmu di sini!!! Bila tetap engkau paksakan kehendakmu, meskipun engkau keramat level 7, petaka akan menghampirimu dengan segera.
Tiada ampun bagi sang Playboy bila melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah ini. Bila diibaratkan senjata maka rumah yang satu ini adalah AK-47. Senjata mematikan dan bisa bekerja di segala medan. Senjata yang pelurunya apabila mengenai tubuh musuh akan hancur tak berbentuk. Hikayat Ular tingkat dewa pun takkan mampu menjadi perisai tubuh bagi sang Playboy bila memberanikan diri masuk ke rumah ini.
Tokoh penikmat cerita di dalam rumah ini bukanlah sembarangan orang. Jika diumpakan dengan pembunuh, tokoh ini adalah pembunuh berdarah dingin. Mengapa demikian? Jawabannya sebagai berikut. Tokoh ini adalah orang yang telah berkali-kali tersuap ratusan kalimat manis bernada merayu-mendayu. Lalu, wahai Tuan Playboy yang terhormat, engkau mau pakai kalimat yang bagaimana lagi buat merayu tokoh ini??? Efeknya adalah bila engkau kehabisan bahan rayuan dan salah dalam melafazkan kalimat, maka si tokoh penikmat cerita tak segan-segan “menyekolahkan” mu dengan teknik khusus yang dimilikinya.
Percayalah, tokoh penikmat cerita ini juga tukang rayu. Bahkan orang-orang melakab mereka sebagai Playboy Made in Tuhan. Mengeluarkan anak gadis jelita dari kandang macan milik orang bermisai tebal, anak gadis milik sang utoh, anak gadis tukang jagal ayam potong, dan juga anak gadis sang dukun baginya adalah hal yang teramat sepele. Saking sepelenya mereka berani berucap kalau itu adalah ek but (tahi pekerjaan)!!!
Pesanku wahai sang Playboy bila hendak merayu, pakai ajimat atau mantera terlebih dahulu, karena tokoh yang satu ini sudah muak dengan rayuan manis. Nah, bila rayuanmu tak berarti apa-apa baginya, maka kepalamu, tanganmu, kakimu, telingamu, dan tentunya seluruh tubuhmu akan diapa-apakan olehnya alias dijadikan tumbal. Nyan ban!!!***
---->BERANI SHARE, HEBAT!!!!
Labuhanhaji, Maret 2017
Nah, bagi sang Playboy, rumah yang di dalamnya terdapat lelaki yang bermisai menjadi sebuah tempat yang sangat mengerikan. Coba bayangkan saja begini, ayah si gadis adalah lelaki yang bertubuh besar, kekar, hitam klo, bermisai pula. Bagaimana mungkin sang Playboy berani memasuki rumahnya apalagi untuk menggoda anak gadisnya. Bagi sang Playboy, jangankan dihardik, melihat ayah si gadis mengurut misainya itu sama halnya dengan sang ayah mengeluarkan parang dari sarungnya.
Kedua, Rumah yang Salah Satu Anggota Keluarganya Utoh
Utoh adalah seorang pandai besi yang besi yang biasanya membuat parang, rencong, pisau, tombak dan benda-benda tajam lainya. Seorang utoh dalam kesehariannya selalu berhubungan dengan barang-barang keras dan mematikan, contohnya saja, api, palu godam, bara api, besi dan benda-benda lainnya. Bisa dibayangkan bukan bagaimana bentuk seorang utoh apabila ia tengah bekerja? Badan hitam dengan keringat bercucuran, kekar, kumis besar dan tebal, bisep besar, sorot mata tajam, fokus, dan bersuara berat. Itulah karakter seorang utoh lebih kurang.
Bagi sang Playboy memasuki rumah ini sama halnya dengan masuk ke dalam rumah Aceh berhantu yang telah ditinggal sejak zaman Belanda. Meskipun di dalamnya ada sesosok gadis nan mahajelita, tetap bagi sang Playboy butuh nyali besar untuk masik ke dalam rumahnya. Mengapa demikian? Jawabannya adalah bila nekat masuk dan mengombali sang gadis jelita, salah pula cara merayu si gadis, maka parang tajam kebanggaan milik sang Utoh yang mampu membelah rambut menjadi tujuh helai telah menanti. Menakutkan sekali bukan???
Ketiga, Rumah yang Ayah si Gadis Adalah Tukang Jagal Ayam Potong
Baju selalu berlumuran darah. Tangan kekar. Sorot mata tajam. Tak banyak bicara. Aroma tubuh adalah aroma wangi kematian ayam-ayam potong. Suaranya berat. Di bawah lubang hidung terselip kumis besar berbulu lebat tebal. Mainannya adalah parang bermata tajam karena selalu terasah, batu asah dari India, dan yang terakhir adalah ayam-ayam yang menunggu giliran untuk dicabut nyawanya. Ya, itulah sepintas gambaran tentang pemilik rumah yang kepala keluarganya berprofesi sebagai tukang jagal.
Mengingat karakter sang ayah saja sudah barang tentu bagi sang Playboy menapakkan kaki ke dalam rumah buat merayu sang gadis takkan mungkin dilakukan. Sudah tentu yang terbayang adalah lelaki besar dengan parang besar yang tajam! Bila nekat melakukannya, memutuskan jemari kaki dengan parang tajam itu bagi si pemilik rumah bukanlah pekerjaan yang berat.
Keempat, Rumah yang Kepala Keluarganya Adalah Seorang Dukun
Dukun atau istilah lainnya ureng caroeng, orang pintar, atau Smart Man, adalah sesosok manusia yang menguasai ragam ilmu. Ilmu yang dimilikinya tersebut pun mampu mengobati banyak orang dan tentunya juga mampu mencelakai bahkan memusnahkan orang baik jarak dekat maupun jarak jauh. Dan dibanyak tempat, menurut sebuah sumber yang kredibilitas, anak gadis dukun cantiknya di atas rata-rata semuanya!
Nah, bagi sang Playboy melangkahkan kaki menuju ke rumah ini bukanlah pekerjaan yang baik. Sinyal ghaib yang dimiliki sang dukun lebih hebat dibandingkan 4G yang kita pakai sekarang. Lima langkah engkau hampir sampai ke depan pintu gerbang rumah sang dukun, niat serta maksud tujuanmu itu sudah diketahui olehnya. Jadi, hayalan tentang merayu anak gadisnya lagee nyoe ku tak, lagee jeh ku cang, jauhkan dari pikiranmu. Sebelum sempat engkau layangkan Hikayat Tak-Cang mu itu, lidahmu sudah terlebih dahulu dibengkokkan ke langit-langit mulutmu! Jadi, masih berpikir untuk mencobanya? Mikir woi!!!
Kelima, Rumahnya Para Penikmat Cerita: Adam Sang Penunggu, Geuleupak, Ek-Bham, dan Cerita Bungai Bangkai (Raflesia)
Bila di dalam rumah yang hendak di-cuca oleh sang Playboy terdapat seorang tokoh penikmat cerita seperti yang telah disebutkan pada judul di atas, ada baiknya sang Playboy balik kanan kembali ke rumah. Memang harus diakui di dalam rumah ini ada seorang gadis yang SANGAT SANGAT SANGAT cantik jelita. Namun, benteng si gadis cantik itu adalah tokoh penikmat cerita seperti yang telah disebutkan pada judul di atas. Untuk itu, jangan lancarkan seranganmu di sini!!! Bila tetap engkau paksakan kehendakmu, meskipun engkau keramat level 7, petaka akan menghampirimu dengan segera.
Tiada ampun bagi sang Playboy bila melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah ini. Bila diibaratkan senjata maka rumah yang satu ini adalah AK-47. Senjata mematikan dan bisa bekerja di segala medan. Senjata yang pelurunya apabila mengenai tubuh musuh akan hancur tak berbentuk. Hikayat Ular tingkat dewa pun takkan mampu menjadi perisai tubuh bagi sang Playboy bila memberanikan diri masuk ke rumah ini.
Tokoh penikmat cerita di dalam rumah ini bukanlah sembarangan orang. Jika diumpakan dengan pembunuh, tokoh ini adalah pembunuh berdarah dingin. Mengapa demikian? Jawabannya sebagai berikut. Tokoh ini adalah orang yang telah berkali-kali tersuap ratusan kalimat manis bernada merayu-mendayu. Lalu, wahai Tuan Playboy yang terhormat, engkau mau pakai kalimat yang bagaimana lagi buat merayu tokoh ini??? Efeknya adalah bila engkau kehabisan bahan rayuan dan salah dalam melafazkan kalimat, maka si tokoh penikmat cerita tak segan-segan “menyekolahkan” mu dengan teknik khusus yang dimilikinya.
Percayalah, tokoh penikmat cerita ini juga tukang rayu. Bahkan orang-orang melakab mereka sebagai Playboy Made in Tuhan. Mengeluarkan anak gadis jelita dari kandang macan milik orang bermisai tebal, anak gadis milik sang utoh, anak gadis tukang jagal ayam potong, dan juga anak gadis sang dukun baginya adalah hal yang teramat sepele. Saking sepelenya mereka berani berucap kalau itu adalah ek but (tahi pekerjaan)!!!
Pesanku wahai sang Playboy bila hendak merayu, pakai ajimat atau mantera terlebih dahulu, karena tokoh yang satu ini sudah muak dengan rayuan manis. Nah, bila rayuanmu tak berarti apa-apa baginya, maka kepalamu, tanganmu, kakimu, telingamu, dan tentunya seluruh tubuhmu akan diapa-apakan olehnya alias dijadikan tumbal. Nyan ban!!!***
---->BERANI SHARE, HEBAT!!!!
Labuhanhaji, Maret 2017