Tuesday, 8 March 2016

Puisi Kambing


Kambing. Mendengar nama hewan ini yang terpikir di kepala saya adalah keunikannya. unik karena suara embik-kannya. Unik karena ia punya dua tanduk di kepala. Unik karena baunya yang menyengat; bahkan bau ini sering ditabalkan pada orang-orang yang jarang mandi. Tabalan itu pun terungkap dalam ujaran seperti ini, “Baumu seperti bau kambing. Belum mandi kamu ya?” Selain itu, keunikan pada kambing yang sering dialamatkan pada orang-orang yang jarang mandi juga ada dalam bentuk seperti ini. “Ngapain mandi, kambing saja yang tidak mandi harganya melambung”. Hihihi.

Di sisi lain, hewan pemakan segela jenis rumput ini juga punya keunikan tersendiri bagi segenap orang. Keunikan bagian ini adalah DAGINGNYA. Ya, daging kambing adalah daging yang banyak dicintai umat. Contoh daging kambing dibuat sate. Daging kambing dimasak dalam belanga yang kemudian orang-orang Atjeh menamainya gulee beulangong. O mak oi, bila sudah kena daging binatang yang mengembik ini, apalagi kata anak-anak muda, badan kita terasa enak. Darah bertambah. Pikiran langsung cemerlang. Ide-ide gila muncul berhamburan di dalam kepala.

Jadi, berangkat dari segenap keunikan itulah, lalu saya membuat puisi kambing. Catatannya, bila kalian sudah membaca puisi ini lalu mengatakan puisinya jelek, berarti kalian adalah sanak-saudaranya kambing. Njan, pakon meunan??? Ya ialah, kan kamu membela kambing. Otomatis secara garis keturunan kamu ada hubungan darah dengan KAMBING. Nah, kira-kira beginilah puisinya:


Aku Suka Kambing


Aku suka kambing
meskipun kambing tak suka aku
memang!
Kambing tak suka pisau,
Kambing tak jua suka belanga,
Kambing tak suka hari lebaran
orang-orang syukuran, apalagi orang kawin!

Aku suka kambing
meskipun kambing tak suka aku
kuambil pisau,
kusiapkan belanga,
kuhidupkan api,
Kambing mati tercabik-cabik, terpotong-potong dalam belanga!


Kambing tak suka hari lebaran
orang-orang syukuran, apalagi orang kawin!
Aku mau kawin, jam 00.00 WIB nanti malam!
Kambing tak suka aku, tapi aku suka kambing

Aku makan kambing, tapi kambing tak makan aku
Kambing buat aku kuat jam 00.00 WIB!!!

di akhir penetrasi terdengarlah suara kambing,

“Mmmmbbeeekkkk ….”

Bukan suara lenguhan indah,

Lah mak oi,
ada kambing di kamar pengantin!!!


                                         Selepas makan gulai Kambing, 7 Maret 2016


Udah dibacakan??? Nah, tugas kalian selanjutnya adalah silakan menafsirkan puisi yang berjudul “Aku Suka kambing” itu. Lalu bila kalian mau tertawa, silakan tertawa sendiri. Sekian dulu. Salam dari saya dan semoga pembaca yang budiman segera menyukai KAMBING! Tapi jangan pernah mau untuk menjadi KAMBING; baik KAMBING HITAM apalagi KAMBING BANDOT!!!