“Setiap satu perbuatan yang kita lakukan di satu masa akan menjelma menjadi rel takdir yang akan kita lalui di masa yang akan datang. Kelak di masa yang telah digariskan itu akan kita alami peristiwa-peristiwa yang tak pernah kita tahu seperti apa dahsyatnya!” (Azmi Labohaji).
Di sini aku tak akan menguraikan apa maksud dari ungkapan yang kuawali dalam tulisan ini. Ungkapan tersebut memiliki banyak makna dan bisa kita contohkan pada apa saja yang ada di alam ini. Itu semua tergantung pada diri masing-masing mau mencontohkannya pada objek apa.
Aku mencoba mengutarakan sedikit peristiwa hidup yang tengah kualami. Sesuai dengan ungkapan di awal tulisanku ini, mungkin ini adalah contoh daripada ungkapan itu sendiri yang kuambil dari kisah hidupku. Mengenai benar atau tidaknya ini semua, kuserahkan pada diri kalian masing-masing sebagai pembaca untuk menilainya.
Kejadian yang kualami untuk saat ini adalah sebuah rangkaian peristiwa yang pernah kutulis dalam cerpenku yang berjudul “Parang Warisan” pada empat tahun silam, Juni 2010. Apa yang tertulis lengkap di dalam tulisan tersebut kemudian menjelma nyata terjadi di tahun ini. Dan ini semua tak pernah terduga sebelumnya. Sebuah peristiwa ngeri lagi menyesakkan!
Semua peristiwa yang kukisah dalam cerpen tersebut tak sedikit pun terpikir olehku akan menjadi nyata di tahun 2014 ini. Aku hanya menulisnya saja tanpa harus berpikir itu akan menjadi nyata di suatu masa. Setelah melewati masa kontemplasi yang cukup, menghubungkan antara tulisan yang pernah kutulis dengan kejadian yang tengah kualami saat ini, baru kemudian aku sadar ternyata kisah yang kutulis dalam cerpen tersebut adalah rel takdir yang harus kulalui di mana sebuah peristiwa besar telah menanti kedatanganku! Sebuah peristiwa besar yang amat ngeri lagi menyesakkan, yaitu perpisahan! Ya, sebuah perpisahan dengan orang yang sangat kucintai. Ia adalah kekasihku!
Dan kalian tahu apa yang kulakukan sekarang setelah aku tiba di peristiwa yang telah “digariskan Tuhan” untukku itu??? Sekarang yang kulakukan adalah merasakan setiap jengkal peristiwa yang termaktub dalam cerita tersebut. Percayalah!
Tetapi meskipun itu telah terjadi, satu hal yang ingin kuungkapkan di sini adalah apapun yang kalian alami kelak, yakin dan percayalah bahwa ada satu hikmah besar yang sedang menanti kehadiran kalian. Sebuah hikmah besar yang mahadahsyat yang pemilik sahnya adalah kalian sendiri! Bukan orang lain. Lalu kalian akan tertawa menang saat kalian berhasil memecahkan teka-teki tentang mengapa kalian harus melewati rel takdir itu. Bila telah berhasil, jangan lupa ungkapkan sebentuk pujian seperti ini. “Terima kasih Allah. Thanks God.”
Berbicara masalah sebuah tulisan yang mana tulisan itu sendiri adalah rel takdir yang kelak akan kita lewati, aku sangat yakin kalian tentunya telah banyak menulis tentang banyak hal. Tentang apa saja. Mungkin kalian juga pernah menulis setiap kisah yang kalian alami dalam hidup dengan warna kisah atau kejadian yang berbeda. Kisah sedih, kisah senang, ataupun kisah ngeri yang akan melekat erat diingatan kalian. Aku sangat yakin kalian pasti pernah menuliskannya, apalagi bila ia adalah perempuan. Kalian pasti pernah menulis baik kisah yang sedang kalian alami, kisah yang sudah kalian alami, ataupun kisah (mendatang) yang akan kalian alami.
Mengapa kita perlu menuliskan semua kisah tersebut (kisah yang sudah kita alami, yang sedang kita alami, atau kisah yang akan kita alami)? Tentu jawabannya agar kelak saat memori di kepala kita teringat akan kisah tersebut, kita dapat memutar kembali kisah tersebut dengan detailnya lewat tulisan yang pernah kita tulis. Bukankah seperti itu???
Petuah-petuah zaman dahulu kala yang terbit lewat mulut-mulut endatu-endatu kita kadang-kadang ada benarnya dan harus benar-benar kita amalkan. Mengapa demikian? Tentu karena di dalam petuah-petuah tersebut banyak termaktub pesan dahsyat yang syufaatnya luar biasa. Petuah-petuah tersebut semisal, petuah tentang pentingnya merenung (kontemplasi) dalam menjalani hidup atau dalam rangka mengungkap takdir Tuhan.
Banyak jenis perenungan yang bila kita mau melakukannya akan mendapatkan hikmah yang luar biasa darinya. Semisal, merenungi nasib, merenungi jodoh, merenungi rupa (mengapa saya tampan atau mengapa saya jelek), dan merenungi hal-hal yang perlu direnungi dalam rangka mencari hikmah Tuhan. Bila kita mau menyelisik lebih jauh lagi, sebetulnya hanya lewat proses merenunglah kita akan mendapatkan hikmah yang luar biasa dahsyatnya.
Untuk itu, marilah kita merenung agar mendapatkan hikmah seperti yang telah aku utarakan di atas. Kemudian tuliskan semua kisah yang patut kalian tulis sebagai rel takdir yang kelak akan kalian lintasi di mana sebuah peristiwa-peristiwa dahsyat yang hikmah di dalamnya telah menunggu kedatangan kalian untuk kalian miliki seutuhnya! Selamat merenung, menulis dan mengikuti rel takdir yang kalian ukir!
***
*Beberapa hari setelah tulisan ini aku terbitkan, maka akan menyusul cerpen “Parang Warisan” yang berisi kisah-kisah seperti yang kuutarakan di atas! Selamat membaca.
oleh: Azmi Labohaji